Selasa, Oktober 09, 2007

Rela Malaysia Main Tangkap Demi Uang


JAKARTA - Pemerintah Indonesia dinilai lamban dan tidak responsif dalam menyikapi berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh Rela (Relawan Negara). Mulai Dari kasus pemerkosaan, pemukulan, sampai penangkapan tanpa bukti yang jelas.

Milisi resmi milik Departemen Dalam Negeri Malaysia itu kerap bertindak brutal dan semena-mena terhadap para pekerja migran sudah melampui batas.

Bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia, Rela merupakan momok tersendiri. Bagaimana tidak, meski tergolong kekuatan sipil, milisi ini diperkenankan menggunakan senjata, melakukan penangkapan tanpa dibekali surat tugas dan juga memiliki kekebalan hukum.

Indonesia adalah salah satu negara nomor satu dalam pengiriman TKI ke negeri Jiran tersebut. Sudah banyak kasus yang dialami oleh para TKI akibat perilaku Rela. Kasus terakhir adalah penangkapan istri diplomat Indonesia bernama Nuslihanah Nurdin, di Chowkit, Malaysia, Sabtu, 6 September. Sebelumnya, Rela juga terlibat pemerkosaan terhadap TKI.

Catatan terakhir yang dihimpun okezone, jumlah Rela tahun 2007 sudah melebihi 480.000 orang. Angka ini jauh diatas jumlah polisi sebanyak 90.000 orang, maupun angkatan bersenjata yang berjumlah 120.000 orang. Kabar terakhir, pemerintah Malasyia akan menambah jumlah pasukan Rela sebanyak 70.000 orang.

Pemerintah Malasyia memang melonggarkan persyaratan bagi warganya yang ingin menjadi anggota pasukan Rela. Syarat utama adalah warga Negara Malasyia laki-laki atau perempuan, berumur 18-55 tahun, berbadan sehat, dan tidak mempunyai catatan kriminal.

Setelah menjadi anggota pasukan Rela, bagi yang bisa menangkap buruh migran gelap atau illegal, akan mendapatkan upah RM 80. Cara seperti itulah yang mengakibatkan banyak pasukan Rela asal main tangkap.

Sumber : www.okezone.com


Kamis, Oktober 04, 2007

Tanggal berapa kamu lebaran ?

Kenapa sih dalam bebeberapa tahun ini umat kita tidak bisa melaksanakan hari raya yang suci ini bersama-sama ? tahun ini lebaran katanya dirayakan ada 2 versi yang petama versi dari Muhammadiyah dan versi dari Pemerintah untuk versi dari Muhammadiyah adalah hari Jumat dan dari versi Pemerintah hari Sabtu, mau ikut yang mana ?. Kadang saya berpikir kenapa sih orang-orang yang berilmu tinggi yang katanya pakar dalam menentukan keputusan tidak bisa duduk bersama-sama untuk saling bermusyawarah untuk mufakat. Yach.., terlalu banyak orang yang pintar yang merasa dirinya paling pintar, yang merasa dirinya paling benar dan yang merasa dirinya paling banyak pengikutnya.

Buat apa ada menteri agama, buat apa ada departemen agama kalau tidak bisa membuat para ulama-ulama untuk bisa berembuk (bermusyawarah untuk mendapatkan satu suara). Kadang ada beberapa kalangan berargumen bahwa hal itu biasa terjadi di negara kita, jangan dianggap hal biasa loh...??? kalau menurut saya justru ini hal yang tidak biasa seyogyanya kita sebagai umat yang besar bisa memberikan contoh kepada umat lain bahwa umat kita umat yang satu dalam kebersamaan, jadi ingat kata aa Gym ”Indahnya Kebersamaan”

Nah…, harusnya para ulama kita ingat akan pesan itu, bagaimana indahnya kita dalam kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan kita, hari yang fitri ini, jangan sampai ada orang-orang bertanya:
”tanggal berapa anda lebaran...??”
”tanggal berapa yach... ??? capee deh....!!!!

Selasa, Oktober 02, 2007

Reuni

Bertemu dengan kawan lama memang mengasyikan, lihat lah betapa ramainya suasana saat itu mereka saling bercerita tentang keadaan masing-masing, betapa kerinduan yang mendalam seakan tercurahkan pada saat itu, canda tawa mengiringi raut wajah mereka.
Design Header by:
Parta Suwanda